Kamis, 24 Mei 2012

The Real Story: 30 April 2012






Dear diary,bila ada kalimat “hidup adalah perjuangan”,kurasa itu memang benar adanya.
Cerita ini ku mulai dari tengah malam sekitar jam 09.20,29 April 2012.seperti biasa aku mengirim pesan lewat HP alias sms kepada ibuku.
“Ibu,lagi apa?hee”,tanyaku mengawali sms.
“Tiduran”,jawab ibu singkat.
Tidak biasanya ibuku menjawab sms ku dengan singkatnya,biasanya tidak lupa ibu menambahi kata “Nduk” di akhir sms nya.
“Singkat banget sih bu,sms balesannya? L  ,ada apa ?,ya sudahlah kalau gitu ”Tanyaku.
“Ya”
Dari situ aku akhiri sms dengan ibu,dan aku lanjutin mengedit foto,dan akhirnya sampai ketiduran dan laptopku agaknya juga sudah lesu dengan baterai setengah nyawa menghidupinya dan akhirnya mati dengan sendirinya menemani tidurku malam itu.Tetapi sebelum tidur mbak Priyanti pesan kepadaku untuk membangunkannya jam 12 malam nanti.

“Ta,nanti jam 12,bangunin aku ya,aku mau melanjutkan tugasku”
“Iya mbak”
Memang,Kalau sudah dekat dengan batal dan guling,enaknya yang menemani  tu  “Mimpi” J.
Sampai-sampai aku terbangun jam 4,dan dengan gugupnya mengambil nasi dan lauk  buat sahur,dan hasilnya tidak habis karena diburu waktu adzan Subuh.Sialnya,hari Senin itu aku harus piket kontrakan ma Nana,jadi ketika semua masih terlelap tidur,langsung saja aku menanak nasi dan langsung Subuhan,setelah itu tidur lagi,tapi sebelum tidur,aku sms ibuku lagi.

“Ibu bangun,shalat”,
“iya nduk,Mbak Yayuk semalaman tidak bisa tidur”
“lha kenapa?”,tanyaku penasaran.
“Mbak yayuk mau lahiran,Ta”
“Lho lah,baru berapa bulan bu,katanya Juni atau Juli?”
“Tujuh bulan tha”
Dalam pikiranku,mungkin tetap akan baik-baik saja.Aku lanjut tidur lagi,karena efek bangun pagi dan sahur.
“Ta ta ta,senin,piket..lupa aku..”,teriak Nana dengan gugup.
“Haaaa? Aku sudah masak nasi kok,Na”.Jawabku dengan malas karena ngantuknya.
Bergegas aku dan Nana bagi tugas piket.Nana menyapu lantai rumah,aku menyapu  halaman.Tidak sampai setengah jam,semua pekerjaan selesai,dan aku lanjutin dengan menata buku setelah itu mandi baru menyetrika  baju seragam terakhir aku pakai seragamnya. 
Drett..Drett..Drett,Ku buka sms dari ibuku.
“Rit,mbak Yayuk operasi jam 11”
“Rumah sakit mana bu?”,tanyaku sambil menangis.
“RS.Umum ,Tha,ruang operasi”

Bergegas aku berangkat kuliah dengan matkul promosi kesehatan dengan dosen Pak Sihol P.Hutagalung,dosen yang cukup aku kagumi karena gaya penyampaian materinya.
Setelah itu aku pulang kontrakan lagi dan mempersiapkan keperluanku  dan langsung naik angkot dengan 2000 rupiah sampai ke terminal Penggaron,setelah itu berganti bus jurusan  Purwodadi.Biasanya,sampai purwodadi tidak sampai 2 jam,tetapi karena ada perbaikan jalan,jadi waktunya jadi molor seperti layaknya karet.Banyak pedagang asongan menjajakkan jualannya,mulai dari minuman dingin,seperti es teh,Pocari Sweat,Mizone,Fanta,dan banyak lagi,ada juga jagung bakar ,tahu asin,arem-arem,permen,onde-onde,semuanya terjangkau untuk kalangan berkantong pas-pasan.Sebenarnya,aku kehausan,lihat air minum dingin,ingin sekali meminumnya,tapi aku harus bisa menahan itu sampai waktu maghrib.
Sesampainya bundaran ayodya Purwodadi,aku berganti bus menuju pasar purwodadi untuk naik angkot jurusan RS.Umum,dengan kode D ,angkot warna hijau.Cukup dengan 2000 rupiah ,aku sampai di depan RS.Umum dan segera menelpon ibu untuk kejelasan posisi ibu sekarang.
“Dimana bu tempatnya?”
“Ruang operasi,paling belakang,tempat orang melaksanakan KB spiral”,jelas ibuku.
Akhirnya setelah menelpon ibuku dan bertanya dengan seorang perawat,sampailah aku ditempat yang dituju.Tempatnya sangat ramai,karena mungkin banyak yang melakukan KB dan menunggu proses  kelahiran saudaranya,seperti halnya ibu dan kakak iparku,Mas Son.
“Gimana bu?”
“Mbak Yayuk dah lahiran,anaknya cewek dengan berat 3,5 kg,jam 13.15 WIB”
Selang  waktu 15 menit dari kedatanganku,2 orang perawat keluar dengan mendorong dan menarik bangsal yang ditiduri kakakku,menuju ruangan Dahlia nomor 2.Bayinya nangis terus ,ternyata kehausan,karena air susu ibunya belum keluar maka ibuku membuatkan susu formula,setelah itu adik cantiknya tidur deh.
Di sana,aku di suruh beli perlatan bayi karena memang semua peralatan bayi belum disiapkan,mengingat baru  7 bulan sebenarnya kandungan kakakku.Dengan naik becak menuju toko “LUMAYAN”,aku membeli  8 buah popok,handuk kecil dan gedong,tapi untuk lambaran gedong ,sarung tangan dan sarung kaki  aku belum dapat,akhirnya aku jalan kaki menuju toko dekat pasar Purwodadi,sakit sekali kakiku tertekan sepatu vantovel putih yang aku pakai,karena pada saat itu aku masih lengkap memakai seragam poltekkes.Akhirnya aku membeli  2 pasang sarung tangan dan 2 pasang sarung kaki warna biru dan merah jambu,dan membeli 4 lembaran gedong.Setelah itu aku panggil pak tukang becak,kembali ke RS.Umum.Dari uang yang dikasih ibu,tinggal 5000 rupiah.Sesampainya di ruangan,aku disuruh lagi beli ember buat tempat pakaian kotor adik kecil.Karena melewati mushola,akhirnya aku shalat Ashar dulu setelah itu membeli ember kecil warna hitam.Satu jam kemudian,aku membantu seorang perawat mebersihkan badan kakakku,dengan handuk basah pengganti mandi.
Dua jam berlalu,dan waktunya berbuka puasa,teh hangat dan ayam goreng milik kakakku aku minta buat berbuka puasa,setelah itu aku meminta uang ibu untuk keluar membeli makan.Sialnya,makanan yang aku makan,terlalu asin,sampai-sampai aku menghabiskan waktu hampir setengah jam buat menghabiskannya,dan dengan didorong 2 gelas air minum,1 gelas es the dan 1 botol Ale-Ale rasa orange ,kenyang sudah perutku.
Sesampainya di ruang kakak,aku membuka laptop dan langsung mengerjakan tugas membuat “Diary” untuk Praktik Komunikasi yang di ampu oleh Bapak J.Supadi dengan pengalaman seharian penuh di hari Senin itu dengan aku selingi mengedit foto dan berfoto-foto menghadap kaca.

Sesekali adik kecil menangis,tanda kehausan,kedinginan entah mau buang air kecil atau besar,ibuku,kakak iparku dan mertua kakakku bergantian menjaga si bayi,sedangkan  aku karena ngantuknya,tidur duluan.
Aku bangun tidur tepat waktu subuh,setelah itu mandi dan kemudian memakai seragam dan siap kembali ke Semarang jam 6 pagi.Rasa ngantuk tidak bisa hilang,akhirnya sepanjang perjalanan aku hiasi dengan muka tidurku. Dua jam berlalu,sampailah aku di terminal Penggaron,langsung berganti angkutan warna kuning jurusan Genuk.Kemudian aku turun di depan Kampusku  dan langsung   dengan teman-teman mengikuti  praktikum Obat  Kosmetik dan Alat  Kesehatan  di laboraturium kimia.Wajah lelah terpancar diaura mukaku. J Tetapi,aku bahagia,karena aku melihat dengan nyata pengorbanan seorang ibu melahirkan seorang bayi dengan taruhan nyawa dan aku juga merasakan ternyata aku dapat berkorban juga demi mereka,mereka orang yang aku sayangi.

 



Created by : Rita Dewi Muhardini


Tidak ada komentar: